Aku dan Kelasnya Mark

Kamu punya hari yang buruk?
Kamu capek?
Ada hal yang bikin mood kamu jelek?

Dateng aja ke kelasnya Mark.

Kalau hari kamu buruk dari pagi sampai siang, setelah datang ke kelasnya Mark di third period (13:00 - 14:30), dijamin kamu bakal ngerasa kalau sisa harimu akan menyenangkan.

Kalau kamu capek karena ngelab dari pagi habis itu harus dateng ke kelas yang dosennya ngeselin di second period, semua itu hilang ketika dateng ke kelasnya Mark. Capeknya hilang, lelah pikiran karena kelas di second period juga hilang. Badan jadi seger lagi, energinya langsung keisi full, bahkan malah ngerasa bahagia banget.

Kalau mood kamu lagi jelek, bawaannya bete, pengen marah-marah, ketika dateng ke kelasnya Mark, mood kamu langsung bagus dan seneng banget.

Kelasnya Mark itu gimana sih? Terus, kok manggil dosen cuma namanya?

Jadi, diantara kredit yang harus diambil, ada kredit yang mengharuskan kami ambil mata kuliah dari fakultas lain. Kredit yang aku ambil buat porsi ini adalah 6 kredit. Tiap satu mata kuliah, bobotnya dua kredit. Jadi, aku punya jatah 3 mata kuliah yang bisa aku ambil dari fakultas lain. Di semester ini (fall 2019), aku udah ambil kelas Research Skill A2 (Academic Writing) dari Institute of Liberal Arts and Science dengan bobot 2 kredit, dan kelas Life Science 1 dari Graduate School of Science dengan bobot 2 kredit. Karena total udah ambil 4 kelas di semester ini plus kelas bahasa jepang 3 kali seminggu plus harus nge lab buat riset, aku tadinya memutuskan buat “cuma” ambil 4 kelas semester ini dan 3 kelas sisanya diambil semester depan (spring). Jadi semua mata kuliah wajib selesai dalam satu tahun.

Tapi,
Kelas science dan engineering di spring semester kebanyakan kelas bau2 kimia organik. Karena aku benci organik (maafkan aku), jadi aku ambil satu kelas lagi di semester ini.  Salah satu alternatifnya adalah Kelas Research Skill C2 (Academic and Practical Presentation) dari Institute of Liberal Arts and Science karena masih punya jatah 2 kredit buat ambil kelas dari fakultas lain. Berarti semester fall aku total ambil 5 kelas wajib, dan 1 kelas bahasa jepang (kelas bahasa jepang tidak masuk kredit). Jadi semester depan cuma ambil 2 kelas buat mata kuliah science dan engineering.

Semester baru udah jalan seminggu, jadi aku udah ketinggalan satu pertemuan. Aku datang ke ruangan sekretaris Departemen buat tanya, masih bisa registrasi kelas apa enggak. Sekretaris Departemen bilang bisa banget, soalnya emang dalam rentang waktu sampai dua minggu, biasanya mahasiswa masih pada ngrubah-ngrubah kelas. Sistem ini beda sama sistem di univ aku pas S1 di Indonesia yang sistemnya KRS (Kartu Rencana Studi). Jadi kelas yang mau diambil udah harus pakem sebelum semester dimulai. Nah, ini sistemnya beda. Kita masih bisa ngrubah kelas mana yang mau kita ambil sampai rentang dua minggu setelah semester baru dimulai. Ibu sekretaris departemen baik banget bahkan mau ngirim email ke dosennya buat bantu aku registrasi ke kelasnya, dan nanya aku ketinggalan materi apa aja di kelas minggu pertama. Dosen kelas Research Skill C2 ini namanya Prof Mark Weeks.

Prof Mark Weeks bales emailnya cepet banget, katanya dengan senang hati nerima aku di kelasnya. Bilang see you next week, dan ngasih lampiran isinya materi minggu pertama. Kesan pertamanya baik banget, can't wait to go to his class, pikirku.

Awalnya, aku ga berharap apapun. Pokoknya aku nerima kayak apapun kelasnya, dosennya, tugasnya, materinya. Udah sampai sini aja udah bersyukur, jadi apapun kelasnya, aku bakal lakuin yang terbaik.

Kelasnya Mark jadwalnya hari Rabu di third period (13:00-14:30). Sebelumnya, aku udah ke lab dulu dari pagi, dan ada kelas core inorganic chemistry di second period (10:30-12:00). Baru setengah hari, badan udah capek banget rasanya. Dan ketika aku masuk kelas, terus duduk, terus bel nya bunyi pas banget jam 1 mulai, kami disambut dosen yang enerjik, western style, native speaker of English, bawaannya fun, pakaiannya casual, and he's bald.

"HI! How are you?" Dia nanya ke semua mahasiswa dengan semangat 45.

Ini jam kritis, yang njawab pada ga semangat.. gemremeng tok jawabnya.

aku yang kepancing vibe nya, nyahut tanpa basa basi,

I AM GREAT!

Habis itu dia cek presensi anak-anak dan bilang

"Saya mau cek presensi, saya panggil satu satu ya, yang namanya dipanggil jawabnya 'HI MARK!'"

Dalam hati, aku teriak
"DOSEN MACAM APA INI! ASIK BANGET!"

Mark ini beda dengan semua dosen di kelas yang aku ambil. Di kelas science dan engineering, dosennya kebanyakan orang Jepang. Bahasa Inggris mereka bagus banget (untuk kelas G30 international program, semua kelas menggunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa pengantar), dan pakaiannya cenderung resmi (memakai kemeja dan setelan jas). Kuliah yang disampaikan juga cenderung “biasa”. Penyampaian materi, tanya jawab, ada kuis, tipikal kelas pada umumnya. Mark, ngajar pakai polo shirt, kadang tambahin sweater karena udah mulai masuk musim dingin. Perawakannya tinggi, tipikal orang western yang badannya well-built, umurnya sekitar 40-50an, and again, he’s bald. Itu ciri khas dia hehe.

Pernah suatu hari, di awal kelas, dia nanya ke semua mahasiswa.

“why are you here?”

Lah, kelas lah Pak, kataku dalam hati.

Anak-anak lain mulai ketawa.

“well, maybe, you just want to escape from your normal Lab life. Is that right? Well, I am happy to be the place that you are escaping now.”

Wkwkwkwkkwkwk.

Mahasiswa di kelas ini juga macam-macam. Ada yang Master ada yang Doctoral Program. Ada yang dari China, Thailand, Madagascar, Jepang, Malaysia, Vietnam, Indonesia, dll. Kadang-kadang, kelasnya Mark materinya group work, partnernya ganti-ganti. Dan pernah pada suatu hari…

“go find your partner”, kata Mark setelah ngasi kartu remi bergambar ke semua anak secara random. Anak-anak yang dapet kartu dengan nomor yang sama jadi satu kelompok.

“make sure you have enough space. Don’t sit too close between each group. All of you are Graduate Students. When I was in Undergraduate Student’s class, when they sit down, I told them to do this! (dia meragain tangannya direntangkan terus diputer-puter sama badannya bolak-balik, hahaha kocak!).”

 “and if you HIT someone, then you are too close.”

Anak-anak ketawa ngakak.

"Is there anyone who doesn't like his / her partner?"

Ya ga ada lah Pak.

"well, if you don't like your partner and too embarrassing to tell me, just give me a code yeah?" dan dia bilang gitu sambil meragain contoh kode pake mata atau mulut. Funny!

Kelasnya Mark materinya tentang academic and practical presentation. Isinya tentang teknik-teknik presentasi baik di depan audience yang sebidang (infield) maupun audience yang beda banget bidangnya (outfield). Karena kita anak-anak graduate program dan researcher, apapun jurusannya, kita pasti bakal berhadapan sama presentasi, terutama ketika ikut conference. Jadi kelasnya Mark ini bermanfaat banget. Mahasiswa yang ikut kelasnya Mark juga dari jurusan yang beda-beda. Ada yang dari Psychology, Bioagriculture, Engineering, Kedokteran, Humanities, Linguistics, dll. Jadi kita juga bisa belajar banyak tentang penelitian dari jurusan lain. Semua materi dijelasin sama Mark in fun ways!

Mark ngasih dua kali praktik presentasi yang dinilai dan masuk grade, tapi sebagian besar persentase grade adalah dari kontribusi dan partisipasi di kelas. Presentasi yang harus dilakukan adalah presentasi tentang riset yang sedang dilakukan. Cara berterima kasih sama Mark adalah dengan melakukan yang terbaik di final presentation, dan ini feedback dari Mark.


First Presentation Feedback


Second Presentation Feedback


Seneng banget dapet feedback positif dan nilai tertinggi dari Mark. Tapi sedih karena kelasnya Mark udah selesai semester ini. Temen-temen kelas ini juga asik banget, jadi sedih juga karena bakal jarang (mungkin ga akan) ketemu mereka karena mereka dari Fakultas yang beda-beda. Semoga tetep bisa ketemu Mark di lingkungan kampus walaupun kelasnya udah selesai. Semoga bisa ketemu temen-temen kelas ini juga di lain waktu. Aku ngefans sama Mark karena dia jadi dosen enggak kaku, ngajarnya fun, materinya nyampe, kelasnya hidup, dan... dateng ke kelasnya punya efek healing buat aku. Segitu ngaruhnya cara ngajar Mark ke aku. Yah, tiap dosen pasti punya cara mereka masing-masing untuk mengajar. Tapi bagi aku, cara mengajar dosen sangat berpengaruh sama seberapa banyak materi yang bisa diterima mahasiswa. Cara mengajar dosen juga jadi salah satu faktor mahasiswa bakal ngerasa nyaman dan termotivasi buat belajar apa enggak. Dan Mark udah ngebuktiin bahwa kelasnya bisa bikin learning itu fun. Sehat terus ya Mark! Terima kasih!

Comments