Aku dan Bahasa Jepang
12 Agustus 2021
Dulu
ketika sebelum berangkat ke Jepang untuk lanjut kuliah, saya memutuskan untuk
menulis pengalaman selama studi untuk dibagikan di blog. But here I am, sudah
hampir dua tahun di Jepang, tapi sama sekali tidak ada progress untuk menulis di blog. Gapapa, lagipula mungkin juga tidak ada yang membaca
hehe. Tapi keinginan untuk menulis tetap ada kok, dan tetep pengen banget share
segala hal yang dialami di sini. Kali ini saya ingin menulis tentang pengalaman
saya dalam belajar Bahasa Jepang, hingga bisa berbicara dalam Bahasa Jepang
dengan lancar dalam waktu 6 bulan (tapi belum bisa baca kanji yang susah,
hehehe).
Saya
belum pernah belajar Bahasa Jepang sebelumnya, karena tidak punya akses untuk
belajar baik secara online maupun tatap muka. Ketika SMA, saya berharap
mendapatkan Bahasa Jepang sebagai mata pelajaran bahasa asing, tetapi ternyata
di SMA saya hanya ada pelajaran Bahasa Jerman. Jadilah saya iri dengan
teman-teman dari SMA lain yang mendapatkan Bahasa Jepang sebagai mata pelajaran
Bahasa asing. Saat itu, saya ingat sekali saya harus melakukan remedial di
hampir tiap ujian Bahasa Jerman gara-gara nilainya selalu di bawah batas
minimal (T^T).
Hingga
sebelum berangkat untuk kuliah di Jepang pun, saya hanya les selama dua bulan
di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dekat rumah. Saya bahkan baru tahu kalau LPK
ini adalah tempat untuk mempersiapkan orang-orang yang ingin pergi ke Jepang
untuk magang, dan membuka les Bahasa Jepang untuk umum. Kenapa hanya dua bulan?
Karena lesnya mahal, dan uang saya hanya cukup untuk beli satu paket Bahasa
Jepang dasar. Tapi setidaknya, saya bisa mendapatkan pengetahuan fundamental
yang penting untuk belajar Bahasa Jepang. Lagipula, saat itu saya berpikir
bahwa program kuliah yang saya ikuti adalah program internasional dengan Bahasa
pengantar Bahasa Inggris, jadi nanti bisalah kuliah sambil belajar
Bahasa Jepang dikit-dikit.
Dan
ternyata, ketika datang ke Lab, temen-temen Lab nya orang Jepang semua.
Saya
lupa kalau 80 % porsi studi saya akan dihabiskan di Lab, dan hanya 20 % porsi
studi dihabiskan di kelas. Dari 30 sks yang dibutuhkan untuk lulus master,
hanya 12 sks (6 kelas masing-masing 2 sks) yang dibutuhkan dari mengikuti
kelas, sisanya penelitian dan seminar. Jadi, saya akan lebih sering berada di
Lab dan berinteraksi dengan teman-teman lab daripada teman-teman internasional
di kelas. Sebenarnya teman-teman lab bisa berbicara dengan Bahasa Inggris, tapi
sangat terbatas dan kelihatan berjuang keras supaya saya paham apa yang mereka
ingin bicarakan. Kami tidak bisa bebas ngobrol dengan Bahasa Inggris, dan saya
menyesal tidak belajar Bahasa Jepang dengan sungguh-sungguh sebelum berangkat.
Tapi, bukannya percuma menyesal?
Saya
pengen bisa ngobrol dengan mereka.
I
want to catch their jokes.
I
want to laugh with them.
Jadi,
saya ambil kelas Bahasa Jepang yang diselenggarakan universitas (tidak masuk
sks jadi walaupun nilainya jelek tidak masalah). Saya harus mengikuti placement
test untuk mengetahui level kemampuan Bahasa Jepang saya. Setelah placement
test, hasilnya saya ditempatkan di kelas beginner 2. Saya mengikuti kelas
Bahasa Jepang ini tiga kali seminggu di semester pertama secara tatap muka
(Autumn 2020, September 2019 – Maret 2020). Sebenarnya, kelas Bahasa Jepang ini
terbagi menjadi dua tipe, yang pertama adalah kelas struktur kalimat, reading
dan speaking, yang kedua adalah kelas kanji. Karena saya terlalu sibuk dengan
penelitian, saya tidak punya waktu untuk ambil kelas kanji (T^T). Kelas Bahasa
Jepang ini seru banget! Gurunya baik dan betul-betul bisa membuat kami paham
dengan pelajarannya. Teman-teman di kelas ini juga dari berbagai negara, dengan
latar belakang yang berbeda. Ada yang sama-sama sedang S2, ada yang S3, bahkan
ada dosen dari Vietnam yang mengajar di Nagoya univ.
Kelas Bahasa Jepang Nagoya Univ Beginner 2 Autumn 2019 |
Kelas Bahasa Jepang Nagoya Univ Beginner 2 Autumn 2019 (iya uploadnya dua, soalnya foto yang enggak blur enggak ada Daniel nya, hehe) |
Berkat
ikut kelas Bahasa Jepang ini, saya jadi paham struktur kalimat yang dipakai di
Bahasa Jepang. Ditambah dengan dipraktekkan tiap hari untuk ngobrol dengan
teman-teman Lab, koleksi vocabulary saya jadi bertambah banyak. Teman-teman Lab
juga baik banget. Ketika mereka tahu saya menggunakan suatu grammar atau
pilihan kata yang salah, mereka langsung memberitahu saya grammar atau pilihan
kata yang benar. Urutan belajar Bahasa Jepang yang cocok untuk saya adalah:
Hafalin hiragana dan katakana, lalu belajar grammar (bunpou), langsung dipake
buat ngobrol di Lab sama temen-temen sambil belajar kosakata baru, belajar
grammar baru lagi, langsung dipake buat ngobrol, repeat.
Dan
taraaaaaa! Hanya butuh satu semester, saya bisa ngobrol dan ketawa bareng
mereka.
I am
SOOO HAPPY!
Saya
seperti masuk ke dunia baru, yang ketika saya mengucap suatu mantra (berbicara
menggunakan Bahasa Jepang), mereka mengerti apa yang saya bicarakan, dan
obrolan jadi berkembang.
And
HEY IT’S FUN!!
Saya
jadi semangat untuk ikut kelas Bahasa Jepang lagi di semester berikutnya
(Spring 2020, April 2020 – Agustus 2020). Tapi gara-gara terjadi pandemi, kelas
diadakan secara online. Lalu, saya juga ingin lanjut ikut kelas di tahun kedua (Autumn 2020), tapi saya jadi super sibuk karena harus melakukan penelitian, presentasi di seminar / conferences, dan menulis paper. Jadi selama tahun kedua ini, saya tetap melanjutkan belajar
Bahasa Jepang sendiri, termasuk mulai belajar menulis dan membaca Kanji.
Bagi
saya, hal yang betul-betul berperan untuk bisa menguasai Bahasa Jepang adalah
kelas Bahasa Jepang yang diadakan oleh pihak universitas. Di kelas ini,
betul-betul diajarkan grammar dan penggunaanya yang benar, bentuk-bentuk kata
kerja yang berubah ketika digunakan, bagaimana cara membaca dengan intonasi
yang tepat, dan selalu ada latihan berbicara di kelas. Selain itu, teman-teman
Lab juga baik banget tiap hari ngajak ngobrol bahkan memberitahu pilihan kata
dan grammar yang benar. Huu terima kasih minna…
Buat teman-teman yang sekarang juga sedang belajar bahasa asing, semangat!
これからも頑張ります!
Bonus
small talk di Lab:
Sekarang
saya adalah mahasiswa M2 (Master tahun kedua). Kemarin siang, Profesor
tiba-tiba masuk ke ruang mahasiswa (ruang 317), lalu ngobrol dengan salah satu
anak M2 juga namanya Tozawa (cowok). Setelah Prof pergi dari ruangan, si Tozawa
kun bilang:
Tozawa: ああー 発表が15分だ。時間が多すぎだってばよ!!
aaaa
presentasi -buat conference- nya 15 menit ya… Lama banget “dattebayo”!!
Aku: あ!ナルトみたい!
a!
kayak Naruto! (jadi Naruto itu sering banget pake “dattebayo”)
Taro
(M1, cewek): とざわさんはナルトになってしまった。
Hahaha,
Tozawa san jadi Naruto.
Tozawa: 螺旋丸つかえるといいなー
Pengen
bisa pake rasengan…
Aku: 私は影分身の術のほうがしたいなー。 他の私は研究室にいって私はお家にねます。
Aku
lebih pengen bisa kage bunshin no jutsu. Aku yang lain datang ke lab, aku yang
beneran tidur di rumah.
Taro
(M1, cewek): いや、それは無理ヌルマさん。皆は休みたいです。ここにいるひとはいない。
Itu
ga mungkin Nurma-san. Semuanya pasti pengen libur. Ga akan ada yang mau datang
ke lab, hahahaha.
Aku: たしかに。
Bener
juga hahahaha :D.
Comments
Post a Comment