Aku dan Pertama Kali jadi Invited Speaker
25 November 2022
Karena masih ada waktu luang, dan kerjaan sudah beres semua, saya jadi ketagihan untuk menulis lagi.
Jadi beberapa bulan lalu, saya diberitahu oleh Associate Professor
lab saya kalau conference tahunan di lingkup Electrochemical Society of Japan dengan
nama Young Electrochemistry Symposium, meminta saya untuk menjadi invited
speaker. Saya di-invite karena mendapat penghargaan Young Researcher Awards awal
tahun ini dari Electrochemical Society of Japan.
Saya. Enggak. Percaya.
Di Jepang, karena terlalu banyak orang-orang hebat, hampir tidak ada kesempatan untuk seorang mahasiswa jadi invited speaker di conference yang bergengsi. Bahkan Associate Professor dan Assistant Professor lab saya sampai kaget dan iri (dalam arti yang baik), karena selama mereka mahasiswa tidak pernah sekalipun menjadi invited speaker di suatu conference. Nantinya, saya akan jadi invited speaker bersama dengan seorang Assistant Professor dari Tohoku University dalam session yang sama. Selain itu, ada dua Professor yang diundang sebagai Keynote speaker di session berbeda, lalu ada mahasiswa-mahasiswa lain yang presentasi di session selanjutnya.
Saya jadi semangat 45, dan betul-betul menyiapkan PPT dengan maksimal. Apalagi, conference akan diadakan di hotel yang terkenal dengan pemandian air panas-nya di Zao, Miyagi Prefecture. Ditambah kata sekretaris lab saya, kalau hotelnya terletak di atas pegunungan yang sering dipakai buat ski resorts, jadi pemandangannya pasti bagus, indah.
Saya. Semakin. Excited.
Setelah itu hari-hari saya seperti terasa menyenangkan, karena sangat menanti hari-H conference yang akan diadakan tanggal 20 – 21 November. Apalagi semua uang transportasi, akomodasi, dan registrasi sudah ditanggung pihak conference, jadi saya tidak akan mengeluarkan uang sama sekali. Ditambah saya akan mendapatkan honor karena telah bersedia menjadi invited speaker. Perfect.
Hingga suatu hari di bulan Oktober, Associate Professor lab
saya datang ke meja saya dan bilang:
Prof. K : Nurma-san,
mahasiswa yang akan presentasi dan berangkat bareng kita ke Miyagi sudah diputuskan.
Saya : Siapa?
Prof. K : C-san dan
L-san (duo kombinasi mahasiswa dari negara X, fyi, saya dan teman-teman mahasiswa
Jepang di lab sangat membenci semua mahasiswa dari negara X karena disebabkan satu
dan banyak hal, yang nantinya akan saya tulis juga di blog ini).
Saya : いやです。(NO.)
Prof. K : *kaget EH??
Saya : orang
jepang, boleh tambah satu lagi orang jepang? Ah, A-san, kalau boleh, A-san juga
diminta ikut.
Prof. K: Oke, nanti saya tanya A-san.
Again, begitulah, manusia hanya bisa berencana dan berusaha, Allah Yang Berkehendak. Pergi conference yang harusnya menyenangkan akan jadi like hell kalau pergi dengan mereka.
I don’t want their existence, separah itu.
Untungnya, A-san, Assistant Professor lab kami, bersedia ikut pergi sebagai mentor dua mahasiswa lainnya dan karena sekalian diminta menjadi chairman session karena kekurangan orang karena tiba-tiba salah satu organizer tidak bisa datang karena menjadi closed contact corona.
Alhamdulillah.. :’)
Conference diadakan Hari Minggu dan Senin, tanggal 20 – 21 November. Kami berangkat pukul 06:30 dari stasiun subway Nagoya University station, tiba di stasiun pusat Nagoya pukul 07:00, beli tiket shinkansen, lalu naik shinkansen dari Nagoya ke Tokyo. Perjalanan dengan shinkansen dari Nagoya ke Tokyo memakan waktu 2 jam. Setelah tiba di Tokyo, kami harus transfer kereta khusus untuk perjalanan dari Tokyo ke stasiun Sendai, yang memakan waktu 1 jam. Karena tidak bisa tidur selama perjalanan, saya main Pokémon gara-gara timing Pokémon yang baru keluar malah pas ada conference. Setelah tiba di Sendai station, kami makan siang, dan menunggu bus yang khusus disewa pihak penyelenggara untuk perjalanan dari Sendai station ke hotel. Kami naik bus dan menempuh perjalanan dari Sendai station ke hotel di Zao yang memakan waktu satu jam. Jadi, total waktu tempuh perjalanan adalah sekitar 4 jam dari Nagoya station sampai Zao. Lelah. :’)
Selama perjalanan dari Sendai station ke Zao, saya melihat di sekitar Sendai station banyak pohon ginkgo yang pas banget warnanya berubah kuning karena musim gugur. Cantik, hehe.
Ketika mulai keluar dari Sendai, kami mulai disuguhi pemandangan pegunungan dan pedesaan, dan saya sudah siap untuk melihat pohon-pohon di pegunungan dengan warna warni khas musim gugur.
Tapi ternyata, daun-daun warna warni musim gugur itu, kebanyakan sudah rontok.
Ya begitu, kadang, hal yang kita harapkan tidak sesuai dengan yang kita terima.
Yang perlu dilakukan adalah menerima, dan setidaknya, pemandangan pegunungan Zao pun tetap masih cantik, walaupun autumn leaves season sudah selesai.
Deretan pohon ginkgo di sekitar Sendai station. |
Pemandangan dari bus sekitar pegunungan Zao. |
Kami tiba di hotel pukul 13:30, tanpa check in (karena belum bisa, check in mulai pukul 15:00) langsung masuk ke hall untuk mulai conference. Conference dimulai pukul 14:00, dan selesai pukul 22:00 dengan diselingi beberapa kali istirahat.
Saya, dan teman-teman lab yang ikut conferences misuh-misuh.
Yang bikin jadwal gila, pasti bukan manusia. Semua orang capek setelah perjalanan jauh, langsung conference sampai pukul 22:00. Gila. Ini adalah conference terburuk bagi kami, dan baru pertama kali mengalami conference yang jadwalnya super padat.
Bahkan ketika makan malam, makan malam kami juga system buffet sama dengan pengunjung hotel lain. Kami kira hanya kami yang menyewa hotel, ternyata turis dan keluarga yang buanyak, bikin buffet dinner jadi serasa war.
Capek kuadrat.
Setelah semuanya selesai dan ingin langsung tidur cepat karena besok pagi harus presentasi, saya menyadari kalau bantal hotelnya keras, dan mungkin temboknya sangat tipis di level yang ketika orang di kamar lain membuka / menutup pintu, bunyi pintu yang dibuka / ditutup itu terdengar. Penghuni hotel lain juga berisik.
もう最悪。
Tapi karena terlalu capek, akhirnya tertidur juga.
Pegunungan Zao dari jendela kamar hotel. Berawan karena turun hujan dari dini hari :') |
Di hari berikutnya, saya check out lebih awal karena harus presentasi pukul 09:00. Alhamdulillah presentasi lancar, tanpa ada halangan suatu apapun. Tetapi setelah presentasi, saya teklak-tekluk, tidak bisa konsentrasi mendengarkan presentasi orang lain karena terlalu lelah dan ngantuk.
Rasanya pengen pulang, terus main Pokémon sepuasnya.
Conference selesai pukul 15:00, lalu kami langsung diantar ke Sendai station menggunakan bus yang sama ketika kami datang.
Ketika kami sampai di Sendai station, kami ingin balas dendam karena tidak bisa menikmati momen conference. Di sekitar Sendai station, kami jalan-jalan, ke Pokémon Center, ke Jump Shop, minum Zunda shake yang terkenal di Sendai, dan makan malam yang enak.
Di Pokémon Center, kebetulan ada ichiban kuji, lottery yang kalau di Nagoya pasti sudah langsung sold out, atau misal datang cepat, dapatnya hadiah yang tidak diinginkan. Kebetulan ichiban kujinya tinggal sedikit sampai dapat hadiah Last One, yaitu bantal Pikachu yang gedhe.
Saya beli semua tiket ichiban kuji yang tersisa sampai dapat hadiah Last One.
Hehe.
Hadiah lain yang didapat juga hadiah yang bagus-bagus, termasuk dua boneka Pikachu yang gedhe.
Hehe.
Sendai Station. |
Sendai Station. |
Pokémon Center Tohoku. |
Zunda Shake! |
Kami menempuh perjalanan dengan waktu yang sama ketika pulang, dan sekali lagi, karena tidak bisa tidur, saya main Pokémon di shinkansen.
Saya sampai di rumah pukul 22:00. Lelah, tapi bersyukur. Kesempatan untuk mengunjungi berbagai tempat baru, dan kesempatan untuk bertemu orang-orang baru, adalah hal yang perlu disyukuri.
Juga dapet Last One ichiban kuji Pokémon.
Hehe.
Itulah pengalaman terburuk conference ketika saya
diundang sebagai invited speaker untuk pertama kali.
Semoga nantinya bisa upgrade dari invited ke keynote, eh.
Aamiin.
Terima kasih sudah membaca!
Comments
Post a Comment