Aku dan Pertandingan Sepak Bola antar Lab
24 November 2022
Hai, karena minggu ini hari kerja tinggal Hari Kamis dan Jumat, dan karena saya kelelahan setelah ada event beruntun akhir-akhir ini, ditambah mager ngapa-ngapain, akhirnya saya memutuskan untuk menulis lagi, hehe.
Tahun ini, mulai akhir Oktober, turnamen sepak bola antar lab se-departemen
yang vakum selama tiga tahun karena pandemi, diadakan lagi.
Kenapa? Karena pertama kali saya menonton pertandingan sepak bola antar lab ini ketika baru saja tiba di Jepang tiga tahun lalu, tetapi lab saya langsung kalah di pertandingan pertama karena member yang jago sepak bola memang sedikit. Setelah itu, hingga tahun ini, turnamen ditiadakan gara-gara pandemi.
Tahun ini, member lab yang cowok dan jago sepak bola lumayan
banyak, jadi member lain yang jadi supporter berharap mereka bisa menang di
pertandingan pertama, dan bisa lanjut ke babak selanjutnya.
Dulu, tiga tahun lalu, teman-teman yang ikut pertandingan
enggak terlalu serius mainnya. Tidak ada latihan rutin menjelang pertandingan,
pas pertandingan juga sepatu dan bajunya hanya standar untuk olahraga, bukan
yang standar buat main di pertandingan.
Tahun ini, member yang jadi supporter pada kaget karena teman-teman yang mau main di pertandingan pada bikin jadwal latihan rutin setidaknya dua kali seminggu, terus pas pertandingan pertama, mereka pakai sepatu dan uniform yang betul-betul memang untuk dipakai di pertandingan sepak bola.
Yang bikin lebih kaget dan bikin ketawa adalah, ada salah satu member yang ga bisa main sepak bola, tapi datang ke tempat pertandingan pake sepeda motor, pakai setelan jas lengkap plus sunglass.
Ceritanya jadi coach.
Rakcetho wkwk.
Pertandingannya diadakan di lapangan sepak bola universitas, tapi yang dipakai cuma setengah lapangan. Delapan orang per tim, dengan durasi 2 x 20 menit, diadakan pas istirahat makan siang. Yang main mahasiswa biasa yang habis pertandingan harus balik ke lab, jadi biar ga terlalu capek, durasi pertandingannya “cuma” 40 menit.
Di pertandingan pertama, kita para penonton kaget karena cara
main para pemainnya udah kayak pro-player. Lumayan buat pemanasan nonton FIFA
World Cup 2022 hehehe. Para pemain dari lab saya seolah-olah sudah ditakdirkan
tiap orang jago di posisi tertentu. Misal si A memang jago jadi goalkeeper, si
B, C, D jago di depan dan jago passing, tiga orang lain yang memang jago jadi
defender, dan satu orang spesial yang jago…nabrak-nabrak lawan biar kita bisa
merebut bola. Serius. Selain itu, ada member lain yang siap di pinggir lapangan
kalau pemain utamanya kecapekan dan minta ganti pemain. Perfect.
Di pertandingan pertama, kami menang 2-1, dan lanjut ke pertandingan selanjutnya.
Yeeey!
Saking semangatnya karena menang dan lanjut ke pertandingan selanjutnya, kami sampai ngebut diskusi dan mendesain jersey lab. Teman-teman yang enggak main pun bisa pesan jersey, termasuk saya. Walaupun desain jersey dibuat sendiri oleh salah satu member lab secara ngebut, kami kaget dengan kualitas desainnya, dan ga sabar buat pakai jersey di pertandingan selanjutnya.
Untungnya, pesanan jersey datang H-1 pertandingan, jadi ketika Hari-H, jersey baru bisa langsung dipakai.
Pertandingan kedua diadakan tanggal 18 November 2022.
Sekali lagi, kami, para supporter, dibuat kaget oleh para pemain dari tim kami karena demi menyesuaikan warna jersey yang berwarna merah, mereka pakai celana warna hitam, kaus kaki merah, dan sepatu warna gelap.
Mungkin baru pertama kali ini saya berada dalam suatu tim afiliasi yang bertanding secara resmi dan menyaksikan langsung, rasanya excited, bahagia.
Hari itu, pertandingan kedua, kami menang 6-2.
Kami bahkan tidak membayangkan kalau performa permainan teman-teman bisa meningkat sedrastis itu, hanya karena kita punya jersey lab.
Kami akan lanjut ke babak semifinal, dan optimis untuk terus
lanjut hingga mendapatkan juara satu.
Semoga terwujud, aamiin.
Bonus:
Foto tim sepak bola Torimoto Lab:
Supporter yang lebih deg-degan daripada pemainnya:
Terima kasih sudah membaca!
Comments
Post a Comment