[UPDATE] PERJALANAN UNTUK MENDAPATKAN BEASISWA PROGRAM DOKTOR (S3) DI JEPANG, PART 6: LOLOS JAPAN SOCIETY FOR THE PROMOTION OF SCIENCE (JSPS) FELLOWSHIP
15 Agustus 2023
Akhirnya saya bisa menulis blog lagi, karena Nagoya
University memberi hari libur sekitar 10 hari (sudah termasuk Mountain Day dan
Obon) secara cuma-cuma (note: Kebijakan libur musim panas tiap laboratorium
beda-beda. Di laboratorium kami, libur musim panas hanya 5 hari yang bisa
diambil kapan saja sebelum kadaluwarsa di bulan September, jadi libur
'pemberian' dari Nagoya Univ diluar libur pemberian lab ini sangat berharga.).
Jadi, saya lupa kalau tulisan tentang JSPS Fellowship sebelumnya masih tentang
JSPS DC 1, yang gagal saya dapatkan. Saya hanya ingin memberi update dan ingin cerita, kalau
saya LOLOS JSPS DC2, dan sudah menerima fellowship dan uang risetnya sejak April 2023, setelah menyatakan berhenti mendapatkan fellowship dari THERS Next Generation Research Fellowship di bawah naungan MEXT.
Saya, menjadi mahasiswa kasta tertinggi di Jepang.
Kenapa begitu?
Karena ketika Master saya mendapatkan beasiswa MEXT, ketika Doktor saya
mendapatkan JSPS Fellowship.
Saya berjuang, demi terciptanya percapakan seperti ini:
“Studi Master mbak?”
“Oh, saya studi Doktoral sekarang.”
“Masternya dulu beasiswa apa?”
“Beasiswa MEXT.”
“Kalau ketika Doktor, beasiswanya apa?”
“JSPS FELLOWSHIP”
SEMPURNA. Sungguh percakapan yang sempurna. Saya tidak terdengar pamer karena saya
hanya menjawab pertanyaan, dan ketika pertanyaan terjawab, lawan bicara akan
terkejut, menatap saya dengan takjub.
Perfect.
Canda. Ya Allah, tolong hindarkan saya dari sifat sombong dan rasa ingin pamer.
Pamer di sini tidak apa-apa kan ya, karena enggak ada juga yang baca :’)
Sekarang, kembali ke topik. Apa sih bedanya JSPS DC1 dan DC2?
Bedanya, DC1 itu untuk mahasiswa Doktoral tahun pertama, fellowshipnya
diberikan selama 3 tahun, kalau DC2 fellowshipnya untuk mahasiswa
doktoral tahun kedua, diberikan selama dua tahun. Prosedur pendaftaran DC2 sama
dengan DC1, bedanya hanya di proposal riset, kalau DC1 rencana risetnya ditulis
untuk 3 tahun, kalau DC2 ditulis untuk 2 tahun.
Sepertinya sistem evaluasi DC2 dengan DC1 agak berbeda. Kalau DC1 karena untuk
mahasiswa Doktoral tahun pertama, evaluasi kemungkinan ditekankan pada rencana
riset dan self analysis. Sedangkan untuk DC2, kemungkinan evaluasi juga
mencakup achievements, terutama PAPER yang sudah dipublikasikan
di jurnal (high impact factor dan sebagai first author lebih baik).
Kenapa saya bisa lolos?
Saya merasa penulisan proposal riset saya jauh lebih baik,
lebih mudah dipahami, lebih visual, lebih terarah rencananya dibandingkan
proposal yang saya tulis tahun lalu. Achievements saya juga sudah lebih
banyak, sudah punya paper juga. Waktu persiapannya juga lebih banyak, terutama
lebih bisa intens diskusi dengan Assistant Professor saya (terima kasih sudah
mau berdiskusi dengan saya :’) ). Rezeki ini juga pasti berkat doa orang-orang yang
mendukung saya, terima kasih.
Kenapa mendapatkan JSPS ini menjadi sangat penting? Karena ketika lulus Doktor dan misal ingin melanjutkan karir ke dunia akademik (bukan ke perusahaan), pernah mendapat JSPS dan tidak akan menjadi salah satu evaluasi tidak tertulis, dan kemungkinan akan bisa memberikan nilai plus ke achievement kita. Mungkin karena JSPS sulit didapatkan :')
Saya sangat bersyukur, dan selalu berdoa semoga orang-orang yang mendoakan saya juga dilindungi Allah, dilancarkan urusannya, dimudahkan rezekinya.
Kalau teman-teman sedang atau ingin mendaftar JSPS fellowship dan punya
pertanyaan tentang pendaftaran atau penulisan rencana risetnya, jangan sungkan
untuk menghubungi saya yaa (walaupun tidak selalu tahu juga tentang segala
halnya, tetapi akan saya jawab semampu saya).
Untuk teman-teman yang sedang berjuang untuk mendapatkan beasiswa, good luck!
Comments
Post a Comment