Conference Series Travelling: Nagano

 11 – 15 September 2023

Waktu itu, sekitar awal bulan Juni, Professor kami mulai menentukan member yang akan mengikuti conference saat musim gugur. Di Jepang, season conferences besar biasanya diadakan di sesi musim semi (sekitar bulan Maret) dan sesi musim gugur (sekitar bulan September). Untuk conference bulan September, partisipan harus mengupload abstract risetnya sejak bulan Juni, jadi di awal bulan Juni, Professor kami akan mengumumkan siapa yang akan presentasi di conference apa. Conference yang berkaitan dengan tema riset Lab kami yang diadakan di bulan September adalah conference yang diselenggarakan oleh The Electrochemical Society of Japan, The Japanese Photochemistry Association, dan Division of Colloid and Surface Chemistry of The Chemical Society of Japan. Saya memilih ikut Colloid Conference, yang akan dilaksanakan di Nagano, karena hanya di conference itu saja Professor saya tidak ikut pergi (karena waktunya bersamaan dengan conference dari The Electrochemical Society of Japan).

Tau lah ya alasannya kenapa milih yang beliaunya enggak ikut, tau lah ya, hehe.

Seperti biasa, saya dan teman-teman Lab saya, bekerja keras demi bisa mendapatkan data riset yang layak untuk dipresentasikan di conference. Lab kami juga mengadakan latihan presentasi satu minggu sebelum berangkat.

Saat latihan presentasi, saya dimarahi. Soalnya powerpoint slide saya cuma mempresentasikan data dan minim diskusi. Setelah memperbaiki slide dan diskusi dengan Assistant Professor, di latihan presentasi kedua, saya mendapatkan approval dari Professor saya.

Colloid conference dilaksanakan dari tanggal 12 sampai 15 September 2023, jadi kami harus berangkat sejak hari Senin tanggal 11 September. Bersama dengan teman saya yang ikut conference juga, kami berangkat naik kereta JR khusus dari Nagoya ke Nagano Station. Kereta ini bukan shinkansen, dan saya kaget ketika naik kereta ini, soalnya enggak semulus shinkansen jalannya. Keretanya bergoyang, setelah menahan selama beberapa lama, saya mabuk kendaraan. Ini pertama kalinya saya mengalami mabuk kendaraan di Jepang, dan terlalu berekspektasi kalau saya enggak perlu sedia obat anti mabuk kendaraan, ternyata saya salah, hehe.

Saya cerita ke teman saya, teman saya juga setuju, dan bilang setelah sampai di Nagano, mending langsung ke drugstore nyari obat buat nyembuhin mabuk kendaraannya. Katanya, obat mabuk kendaraan yang terkenal di Jepang namanya “trabelmin” (トラベルミン).

Saya sampai di Nagano Station dalam keadaan pusing dan lemas gara-gara mabuk kendaraan. Untungnya, hotel tempat kami menginap hanya sekitar 5 menit jalan kaki dari stasiun. Teman saya yang baik hati bilang kalau saya langsung istirahat di hotel saja, dan mereka yang akan cari obat mabuk kendaraan buat saya, karena antara stasiun kereta dan hotel, ada donkihote besar (donkihote adalah tempat belanja paling lengkap, dari makanan, obat-obatan, alat-alat keperluan sehari-hari, dll). Ya Allah, punya teman yang kayak gini juga salah satu nikmat dan rezeki, harus disyukuri. Jadilah saya sempoyongan berusaha jalan dari stasiun ke hotel, check in, lalu terkapar di kamar. Beberapa waktu kemudian, ada yg mengetuk pintu kamar saya, ternyata teman saya, memberikan obat yang sudah dibeli untuk saya. Setelah minum obat dan makan malam, I feel better.

Karena saya presentasi tanggal 13, teman-teman saya presentasi tanggal 14, kami tidak punya agenda conference tanggal 12. Saya juga masih merasa tidak enak badan keesokan harinya, jadilah saya hanya istirahat di hotel seharian, dan hanya keluar untuk beli makan. Hari ini, kami mencoba makanan khas Nagano namanya oyaki (おやき). Oyaki ini mirip Bapao kalau di Indonesia, tapi bentuknya agak gepeng. Teksturnya lembut tapi padat, isiannya macam-macam. Ada yang isiannya tumis terong, jamur, daging, bahkan ada yang isiannya apel. Katanya Nagano terkenal dengan apel dan olahan apelnya yang enak. Saya paling suka yang isinya jamur dan isinya apel, ENAK BANGET. Lalu setelah kembali ke hotel, istirahat dan setelah keadaan tubuh saya membaik, Selasa malam saya gunakan waktunya untuk latihan presentasi dan mengecek script untuk dihafalkan.

 

Oyaki isi jamur
Oiya, tentang oyaki bisa dicek disini ya:
https://nagano-trip.com/oyaki/

https://www.foodinjapan.org/chubu/nagano/oyaki/

Besoknya, tanggal 13, kami berangkat ke tempat conference di Shinshu University dengan naik bus. Kami yang sok-sokan menyiapkan kartu Manaca untuk bayar bus, kaget karena saldonya enggak berkurang waktu di-tap ke mesin pembayaran. Ternyata, Nagano punya kartu pembayaran sendiri, sehingga kami tidak bisa membayar pakai Manaca (yang padahal bisa dipakai di kota-kota lain), dan harus menyiapkan uang cash untuk membayar. Perjalanan ke Shinshu University hanya sekitar 10 menit. Setelah sampai di Shinshu University, kesan pertama saya adalah,

Namoneeeeeeee! (enggak ada apapun!).

Iya beneran enggak ada apapun, kesannya seperti universitas yang lokasinya bukan di tengah kota begitu, kesannya asri, banyak pohonnya, sepi. Kami langsung menuju gedung tempat diselenggarakannya conference. Di conference kali ini, saya sepertinya sudah enggak se-grogi sebelumnya. Mungkin karena sudah terbiasa, dan sudah tidak ambis untuk mendapatkan sesuatu. Cuma berusaha untuk melakukan yang terbaik, tapi tidak berharap untuk mendapatkan apapun. Apalagi, saya jugaa lagi enggak enak badan efek mabuk saat perjalanan ke Nagano.

Kalau kata Bapak, “jalani saja, nikmati saja”.

Tapi terus enggak seenak sendiri ya presentasinya. Tetap dipersiapkan untuk tampil terbaik. Alhamdulillah, presentasi selesai dengan baik, sesi Q and A juga selesai dengan baik. Setelah presentasi selesai, saya langsung kembali ke hotel, terkapar.

Setelah terkapar beberapa saat, saya diajak sama teman saya untuk jalan-jalan ke Zenkōji temple, kebetulan tempatnya dekat dari hotel, cuma butuh naik bus 15 menit. Saya langsung bilang OK, ganti baju dan siap-siap.

Kami naik bus dari Nagano Station, hanya 15 menit, dan sudah tiba di kawasan Zenkōji temple. Kawasan Zenkōji temple ini katanya terkenal banget, apalagi diantara turis mancanegara. Saya sebenarnya pengen sekalian ke Kamikōchi atau Monkey Park atau castle, tapi ternyata tempatnya jauh dari lokasi conference, aksesnya transportasinya susah dan jarak tempuhnya lama, ditambah badan saya dalam keadaan yang enggak baik, jadi saya hanya jalan-jalan sekitar Nagano Station saja.

Kawasan Zenkōji temple ini lumayan luas. Turun dari bus, disuguhi deretan toko oleh-oleh, dan restoran. Masuk lebih dalam ke kawasan Zenkōji, toko oleh-olehnya lebih khas, terus ada banyak café atau tempat yang jual jajanan yang gampang dimakan sambil jalan atau sambil duduk-duduk menikmati pemandangan Zenkōji. Kami memutuskan untuk masuk ke Zenkouji dulu, baru jajan nanti sebelum pulang.

Seperti temple pada umumnya, ada gate besar di bagian depan, terus ada bangunan utama. Orang-orang pada beli omikuji, ngelempar koin terus berdoa atau sekedar nyapa Dewa Zenkōji temple ini. Ada paket berbayar untuk mengunjungi Zenkōji lebih dalam di dalam bangunannya itu, tapi karena mahal, kami hanya mengunjungi bagian depannya saja, ditempat yang diperbolehkan. Setelah teman saya ikut menyapa Dewa di Zenkōji ini (saya enggak), kami foto-foto di sekitar kawasan Zenkōji, lalu memutuskan untuk jajan karena agak lapar.













Ada café gelato yang bikin ngiler, dan akhirnya terbujuk buat masuk café dan makan gelato sambil istirahat. Pengen banget makan jajan yang lain, tapi yang bikin ngiler cuma oyaki dan kami sudah makan oyaki yang enak di Nagano Station, jadinya enggak kepingin. Jadinya kami beli apple jam sama crackers yang khas buat oleh-oleh, lalu pulang ke hotel.


gelato yeyey


Malam ini saya bisa tidur nyenyak karena sudah presentasi dan capek habis jalan-jalan. Besok hanya perlu datang ke tempat conference untuk melihat teman-teman lab saya presentasi.

Besoknya, hari Kamis, saya hanya datang untuk melihat teman-teman saya presentasi. Alhamdulillah semuanya bisa presentasi dengan lancar. Setelah itu, kami makan siang bareng, beli oleh-oleh, terus balik ke hotel.

oleh-oleh apple pie yuhuu.

Sorenya, kami pergi ke satu-satunya game center yang ada di sekitar Nagano Station. Kebetulan ada ichiban kuji Pokémon yang sebenarnya saya sudah merelakan untuk tidak beli di Nagoya. Alasannya? Well, saya sudah terlalu banyak mengeluarkan uang untuk beli ichiban kuji Pokémon series sebelumnya, hehe. But guess what? I ended up beli ichiban kuji di Nagano soalnya hadiah utamanya masih ada. Saya, kecanduan ichiban kuji Pokémon :’) (nangis di pojokan).


dapat pikachu!

https://1kuji.com/products/pk_fc

Karena game centernya kecil, enggak butuh waktu lama buat kami ngecek semua fasilitas, terutama crane gamenya. Saya juga sudah puas duluan ketika beli ichiban kuji jadi mencoba menahan hasrat untuk tidak main crane game.

Setelah main di game center, kami makan di restoran Indonesia, lokasinya dekat banget dari hotel, cuma lima menit jalan kaki. Saya pesan nasi ayam sambal matah, dan minumnya es soda gembira. PERFECT. ENAK BANGET. Kayak lagi makan di warmindo deket kampus.






Ayam sambal matah enak banget.


Es soda gembira seger banget.


Coconut ice cream seger banget.

Ini pasti yang punya resto pernah ke Joger, Bali wkwk.


Puas jalan-jalan, kami memutuskan untuk kembali ke hotel. By the way, saya merasa Nagano ini kalau malam suasananya sepi. Ada banyak orang, tapi rasanya sepi. Feels nya hampir sama dengan Kashiwa, banyak resto, tetapi pengunjungnya tidak sebanyak seperti di kota-kota besar. Vibesnya kayak tempat-tempat yang orang-orangnya sudah langsung pulang ke rumah setelah maghrib dan enggak keluar lagi. Padahal, kota Nagano ini capital city nya Nagano Prefecture, tapi enggak ada rasa ibukotanya sama sekali. Mungkin, saya enggak mau kalau disuruh milih untuk tinggal di sini.

Hari Jumat, saya bangun pagi dan langsung siap-siap untuk check out. Saya memutuskan untuk pulang ke Nagoya lebih awal, biar bisa istirahat di rumah lebih lama. Saya juga sudah minum obat anti mabuk sebelum berangkat, jadi tidak mual sepanjang perjalanan.

Saya sampai di Nagoya dengan selamat tanpa suatu kekurangan apapun, menyadari bahwa memang Nagoya adalah tempat tinggal terbaik. Pulang ke Nagoya beneran rasanya seperti pulang ke rumah. Enggak terlalu banyak orang, tetapi enggak sedikit juga. Vibesnya lively, tapi juga calming. Mirip Magelang banget, nyaman.

Dan saya sangat bersyukur, untuk kesekian kalinya, diberi kesempatan untuk melihat dunia lebih luas, mengunjungi tempat-tempat baru dengan suasana yang berbeda, dibayarin (hehe).


PS.

Saya mendapatkan penghargaan oral presentation award for young scientist dong, padahal saingannya orang-orang hebat, sekelas postdoc atau assistant professor. Seneng banget huhu :’)

 https://confit.atlas.jp/guide/event/colloid2023/static/award


As always, terima kasih sudah membaca :’)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments